cerpen : jebakan - Bedelau
Headlines News :
Home » » cerpen : jebakan

cerpen : jebakan

Written By Deny on Thursday 13 December 2012 | 05:06


Jebakan


Randy dikeluarkan dari sekolahnya karena terlibat dalam kasus yang sangat berat. Ia kedapatan memiliki barang haram di tasnya, ia berusaha meyakinkan orang-orang agar percaya kepadanya bahwa bukan ia pemilik dari barang tersebut bahkan ia baru sekali ini pernah melihatnya, tetapi siapa yang mau percaya kepadanya. Sahabatnya, Rizky hanya melihat dengan pandangan yang penuh misteri, dengan senyum kecil diwajahnya ia pergi meninggalkan teman sekamarnya itu. Randy hanyalah seorang remaja yang memiliki tekad dan kebaikan yang melebihi dari siapa pun. Ia hanya mau belajar dan berharap bisa hidup seperti mereka yang memiliki keluarga bahagia. Ibu randy telah lama wafat, sekarang ia hanya tinggal sendirian di asrama sekolahnya itu. Ia hanya bisa mengharapkan bantuan dari kakaknya yang sudah memiliki keluarga. Tiap bulan kakaknya mengirimkan uang kepada randy yang ditujukan untuk keperluan sekolahnya.
Didalam kamar asrama terlihat randy mengambil pakaiaan-pakaiannya dari dalam lemari, ia memasukkannya dalam koper yang sudah lama ia simpan itu, tak lama kemudian terlihat rizky masuk ke dalam kamar.
“Terima kasih ya” kata rizky dengan senyumannya.
“Untuk apa ?” tanya randy dengan wajah yang masih sedih.
“Karena tidak memberi tahu guru. .”
“Jadi kamu. .ternyata barang itu semua milik kamu ?”dengan perasaan yang marah ia berhenti menyusun baju-bajunya lalu menghampiri rizky.
“Benar. .itu semua barang milikku. Aku sengaja menyembunyikannya di tasmu agar orang-orang tidak curiga kepadaku. Dengan begitu aku bisa bebas menjualnya kepada siapa pun”
“kamu..!!” randy menunjuk wajah rizky dengan rasa amarah yang sangat besar, tetapi ia hanyalah seorang remaja biasa, sangat berbeda jauh dengan rizky yang memiliki tubuh yang tinggi yang tidak bisa ia lawan. Ia mengambil kopernya lalu pergi.
Randy sekarang tinggal ditempat kakaknya, disana ia hanyalah seorang anak biasa yang hanya menuruti perkataan kakaknya dan suaminya Ivan. Reza, adik dari ivan pulang kerumah dan langsung datang menemuinya.
“Bro. .boleh ku pinjam uangmu sedikit, hari ini aku sangat membutuhkannya. Kali ini ada pertandingan yang seru.”
“Untuk apa ? dan jangan memanggilku dengan sebutan bro. .bro. .aku ini kakakmu” pergi lalu menuju dapur.
“Plis bro. .pliis. .Cuma kali ini saja”mengikuti ivan sambil memegang sebatang rokok.
“Hey. .ingat kata ku jangan sesekali merokok dirumah, kau ingin ku bunuh ya ?” sambil memegang pisau yang ia gunakan untuk mengupas apel.
“Sabar bro. .aku bahkan belum menghidupkannya. Tolonglah kali ini saja” dengan wajah yang memelas ia memandang kakaknya itu.
“Hmph. .baiklah. tapi dengan satu syarat, kau ajak randy pergi dengan mu” menunjuk ke arah randy yang dari tadi hanya memperhatikan mereka.
“Apa. .? ayolah bro, tidak mungkin aku mengajaknya, apalagi dia baru disini” memandang randy dengan pandangan sinis.
“Kau mau uang atau tidak, kalau tidak mau ya sudah” sambil mengeluarkan uang yang ada disakunya.
“Hey. Ok. .ok. .aku mau mengajaknya” mengambil uang itu tapi diambil kembali oleh ivan.
“Uang ini aku titip kan padamu randy, kalian bagi berdua ya” sambil memberi uang itu ke randy.
“B..b..baik” mengambil uang itu dengan ragu
“Apa. .!! kenapa harus dibagi dua? Tapi ya sudahlah.
“Ayo sekarang kita pergi” merangkul tubuh randy dan mengajaknya keluar rumah.
Dalam perjalan mereka sempat bertanya satu sama lain tentang kehidupan mereka berdua. Randy yang tidak begitu mengerti dengan tempat baru kakaknya ini diceritakan oleh reza panjang lebar, bahwa ia merupakan pemuda yang sangat tidak menyukai peraturan. Reza selalu berkumpul dengan teman-temannya dan mereka selalu membuat onar tetapi mereka tidak pernah sesekali mengganggu orang-orang hanya mereka tidak disukai mereka hajar.
Tiba akhirnya mereka ditempat minum dimana merupakan markas dari perkumpulan Reza. Didalam sana terlihat teman-teman reza sedang minum-minuman beralkohol. Dengan perasaan ynag sedikit takut randy memesuki tempat itu.
“Akhirnya kau datang juga reza, kenapa lama sekali?” tanya raka sambil meneguk segelas minuman yang ada diatas meja itu.
“hey lihat, sekarang kau jadi pengasuh bayi ya ?” kata ian dari mengambil minuman sambil tertawa kecil.
“Haha. .sangat lucu ian, kenalkan ini randy, ia adik dari iparku, randy ini ian, raka dan ronald” kata reza sambil menunjukkan kearah teman-temannya itu.
“Za, toni semakin menjadi gila, dia kemarin memukul teman kita sampai babak belur hampir tewas, untung saja kami ada disitu, kalau tidak entah apa yang akan terjadi” bisik ian kepada reza sambil meletakkan gelas yang sudah dari tadi ia pegang.
“Berengsek, sekarang kita pergi ketempatnya, akan kuhajar anak itu sampai ia tewas” kata reza dengan nada agak tinggi sambil membuang putting rokok yang sudah habis di hisapnya tadi.
“ya, itu bagus, sekarang kita pergi. .ayo. .”sahut raka dengan penuh semangat.
“Ya ayo…”semuanya menjawab dan mereka langsung bergegas menuju tempat toni dengan amarah yang sangat besar. Sampai disana melihat teman dari toni langsung ia pukul dan menyuruh untuk memanggil toni keluar agar bertarung bersama. Mendengar dari temannya itu toni langsung marah dan bersiap mendatangi reza dan teman-temannya yang sudah menunggu di sebuah terowongan yang sudah tua.
“Hey, reza, apakah kita akan berkelahi? Kau tahu kan kalau aku tidak pandai berkelahi. .”bisik randy dengan wajah yang sedikit takut.
“Tenang sja, kau bayangkan orang yang paling kau benci di dunia ini”jawab reza sambil menepuk pundak randy.
“Dasar berengsek kau reza, kau mau mati ya, kau pikir dengan mengajak teman-temanmu itu dapat mengalahkan kami” sahut toni dari belakang mereka yang sudah bersiap untuk berkelahi dengan membawa kumpulan mereka. Tidak lama setelah itu akhirnya perkelahian dimulai, pukulan demi pukulan terasa oleh masing-masing mereka. Randy hanya melihat mereka berkelahi dari jarak yang agak jauh. Tampak seorang dari teman toni melihat randy langsung manyerangnya dengan pukulan telak mengenai wajahnya yang membuat ia tersungkur dan terjatuh. Dengan perasaan yang marah randy bangun dan menggenggam tangannya erat dan berlari menuju pria itu dan tepat pukulan itu mengenai wajahnya yang langsung membuat pria itu pingsan. Tiba-tiba datang seorang dari kumpulan toni berteriak”ada polisi…!!!”mereka semua langsung melarikan diri tanpa menoleh kebelakang.
“Wuuuhooo. .pertarungan yang luar biasa tadi, kau cukup hebat teman” kata ian dengan semangatnya.
“kau lihat ia memukul tadi, itu seperti pukulan yang sangat mengerikan, bisa saja ia langsung mati”sambung raka sambil tertawa kecil.
“Hey sobat, kau membayangkan siapa tadi, ku penasaran yang bisa buat kau semarah itu?”tanya reza sambil meneruskan pelarian mereka.
“Hmph. .itu teman sekamarku dulu, ia menjadikanku sebagai kambing hitamnya. Ingin sekali ku pukuli dia sampai mati.”jawab randy dengan perasaan yang marah. Sampai akhirnya mereka dipersimpangan, disana mereka berpisah dengan raka, ian dan ronald.
“Sekarang kita tingggal ditempatku saja dulu. Karena tidak mungkin dengan wajah seperti itu kita pulang, bisa-bisa ku dibunuh kakakku” kata reza dsambil mengusap luka yang ada diwajahnya.
“Kau benar, baiklah ayo kita pergi”kata randy sambilberlari dengan cepat.
Hari demi hari randy lewati bersama dengan reza dan teman-temannya yang baru, ia sekarang menemukan arti dari sebuah persahabatan yang menyenangkan. Saat dalm keadaan susah mereka selesaikan bersama. Mereka sekarang hanya senang berkelahi dan berkelahi. Akhirnya randy yang dulu baik berubah menjadi seorang yang keras dan sok kuat.
Suatu waktu, ketika mereka bersenang-senang ditempat minum, datang ronald dengan penampilan yang sangat kacau masuk dengan tergopoh-gopoh wajahnya babak belur dipukuli orang. Reza yang melihat itu langsungmenarik masuk ronald kedalam dengan penuh hati-hati.
“Siapa yang berani melakukan ini kepadamu ron?”tanya reza dengan nada yang agak marah dan sedih.
“T. .to. .toni, ia menyerangku disaat aku s. .sedang berada di toko”kata ronald dengan suara yang terbata-bata dan menggenggam kerah baju reza, seketika itu juga tangannya jatuh ketanah kemudian ronald pun pingsan. Melihat itu reza langsung bangun dari dudukannya dan pergi meninggalkan tempat itu untuk membalaskan apa yang di alami oleh ronald.
“Tunggu aku za, kita pergi bersama-sama” panggil randy sambil berlari mengejar reza yang belum lama berada didepan. Mereka pun akhirnya pergi bersama-sama. Disana mereka telah ditunggu oleh toni dan teman-temannya yang membawa pemukul dan senjata-senjata lainnya. Mereka hanya melihat toni dan sedikit dari teman-temannya, tidak seperti biasa yang selalu membawa semua temannya berkelahi.
“Jadi hanya segini orang-orangmu?”tanya reza dengan nada yang sombong.
“Haha. .kau belum melihat semuanya, sekarang teman-teman ayo keluar” dengan senyuman diwajahnya itu teman-temannya keluar dari arah belakang mereka. Randy dan teman-teman yang lain terjebak dalm perangkap yang di buat oleh toni dengan sangat baik. Tanpa pikir panjang lagi reza dan teman yang lain menyerang ke arah dua sisi itu, mereka tak bisa melawan dan hanya bisa berpasrah dengan apa yang terjadi kepada mereka. Terlihat dari pandangan reza senyuman dari toni yang sangat ia benci itu. Pukulan dan tendangan yang mereka rasakan sangat banyak dan bertubi-tubi diterima mereka.
Tiba-tiba datang polisi dengan menembakkan senjata ke udara, menghentikan perkelahian yang sangat brutal itu. Terlihat dari kejauhan ivan yang tidak lain sebagai penelpon polisi itu. Mereka semua ditangkap polisi karena perkelahian itu. 

oleh : Muhammad Ridwan
SMA Negeri 2 Selatpanjang

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : spotline | Aneka Kuliner | top10rank
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bedelau - All Rights Reserved
smartblog group Pekanbaru thanks to Mas Template