Jebakan
Randy dikeluarkan dari sekolahnya
karena terlibat dalam kasus yang sangat berat. Ia kedapatan memiliki barang
haram di tasnya, ia berusaha meyakinkan orang-orang agar percaya kepadanya
bahwa bukan ia pemilik dari barang tersebut bahkan ia baru sekali ini pernah
melihatnya, tetapi siapa yang mau percaya kepadanya. Sahabatnya, Rizky hanya
melihat dengan pandangan yang penuh misteri, dengan senyum kecil diwajahnya ia
pergi meninggalkan teman sekamarnya itu. Randy hanyalah seorang remaja yang
memiliki tekad dan kebaikan yang melebihi dari siapa pun. Ia hanya mau belajar
dan berharap bisa hidup seperti mereka yang memiliki keluarga bahagia. Ibu
randy telah lama wafat, sekarang ia hanya tinggal sendirian di asrama
sekolahnya itu. Ia hanya bisa mengharapkan bantuan dari kakaknya yang sudah
memiliki keluarga. Tiap bulan kakaknya mengirimkan uang kepada randy yang
ditujukan untuk keperluan sekolahnya.
Didalam kamar asrama terlihat randy
mengambil pakaiaan-pakaiannya dari dalam lemari, ia memasukkannya dalam koper
yang sudah lama ia simpan itu, tak lama kemudian terlihat rizky masuk ke dalam
kamar.
“Terima
kasih ya” kata rizky dengan senyumannya.
“Untuk
apa ?” tanya randy dengan wajah yang masih sedih.
“Karena
tidak memberi tahu guru. .”
“Jadi
kamu. .ternyata barang itu semua milik kamu ?”dengan perasaan yang marah ia
berhenti menyusun baju-bajunya lalu menghampiri rizky.
“Benar.
.itu semua barang milikku. Aku sengaja menyembunyikannya di tasmu agar
orang-orang tidak curiga kepadaku. Dengan begitu aku bisa bebas menjualnya
kepada siapa pun”
“kamu..!!”
randy menunjuk wajah rizky dengan rasa amarah yang sangat besar, tetapi ia
hanyalah seorang remaja biasa, sangat berbeda jauh dengan rizky yang memiliki
tubuh yang tinggi yang tidak bisa ia lawan. Ia mengambil kopernya lalu pergi.
Randy
sekarang tinggal ditempat kakaknya, disana ia hanyalah seorang anak biasa yang
hanya menuruti perkataan kakaknya dan suaminya Ivan. Reza, adik dari ivan
pulang kerumah dan langsung datang menemuinya.
“Bro.
.boleh ku pinjam uangmu sedikit, hari ini aku sangat membutuhkannya. Kali ini
ada pertandingan yang seru.”
“Untuk
apa ? dan jangan memanggilku dengan sebutan bro. .bro. .aku ini kakakmu” pergi
lalu menuju dapur.
“Plis
bro. .pliis. .Cuma kali ini saja”mengikuti ivan sambil memegang sebatang rokok.
“Hey.
.ingat kata ku jangan sesekali merokok dirumah, kau ingin ku bunuh ya ?” sambil
memegang pisau yang ia gunakan untuk mengupas apel.
“Sabar
bro. .aku bahkan belum menghidupkannya. Tolonglah kali ini saja” dengan wajah
yang memelas ia memandang kakaknya itu.
“Hmph.
.baiklah. tapi dengan satu syarat, kau ajak randy pergi dengan mu” menunjuk ke
arah randy yang dari tadi hanya memperhatikan mereka.
“Apa.
.? ayolah bro, tidak mungkin aku mengajaknya, apalagi dia baru disini”
memandang randy dengan pandangan sinis.
“Kau
mau uang atau tidak, kalau tidak mau ya sudah” sambil mengeluarkan uang yang ada
disakunya.
“Hey.
Ok. .ok. .aku mau mengajaknya” mengambil uang itu tapi diambil kembali oleh
ivan.
“Uang
ini aku titip kan padamu randy, kalian bagi berdua ya” sambil memberi uang itu
ke randy.
“B..b..baik”
mengambil uang itu dengan ragu
“Apa.
.!! kenapa harus dibagi dua? Tapi ya sudahlah.
“Ayo
sekarang kita pergi” merangkul tubuh randy dan mengajaknya keluar rumah.
Dalam
perjalan mereka sempat bertanya satu sama lain tentang kehidupan mereka berdua.
Randy yang tidak begitu mengerti dengan tempat baru kakaknya ini diceritakan
oleh reza panjang lebar, bahwa ia merupakan pemuda yang sangat tidak menyukai
peraturan. Reza selalu berkumpul dengan teman-temannya dan mereka selalu
membuat onar tetapi mereka tidak pernah sesekali mengganggu orang-orang hanya
mereka tidak disukai mereka hajar.
Tiba
akhirnya mereka ditempat minum dimana merupakan markas dari perkumpulan Reza.
Didalam sana terlihat teman-teman reza sedang minum-minuman beralkohol. Dengan
perasaan ynag sedikit takut randy memesuki tempat itu.
“Akhirnya
kau datang juga reza, kenapa lama sekali?” tanya raka sambil meneguk segelas
minuman yang ada diatas meja itu.
“hey
lihat, sekarang kau jadi pengasuh bayi ya ?” kata ian dari mengambil minuman
sambil tertawa kecil.
“Haha.
.sangat lucu ian, kenalkan ini randy, ia adik dari iparku, randy ini ian, raka
dan ronald” kata reza sambil menunjukkan kearah teman-temannya itu.
“Za,
toni semakin menjadi gila, dia kemarin memukul teman kita sampai babak belur
hampir tewas, untung saja kami ada disitu, kalau tidak entah apa yang akan
terjadi” bisik ian kepada reza sambil meletakkan gelas yang sudah dari tadi ia
pegang.
“Berengsek,
sekarang kita pergi ketempatnya, akan kuhajar anak itu sampai ia tewas” kata
reza dengan nada agak tinggi sambil membuang putting rokok yang sudah habis di
hisapnya tadi.
“ya,
itu bagus, sekarang kita pergi. .ayo. .”sahut raka dengan penuh semangat.
“Ya
ayo…”semuanya menjawab dan mereka langsung bergegas menuju tempat toni dengan
amarah yang sangat besar. Sampai disana melihat teman dari toni langsung ia
pukul dan menyuruh untuk memanggil toni keluar agar bertarung bersama.
Mendengar dari temannya itu toni langsung marah dan bersiap mendatangi reza dan
teman-temannya yang sudah menunggu di sebuah terowongan yang sudah tua.
“Hey,
reza, apakah kita akan berkelahi? Kau tahu kan kalau aku tidak pandai
berkelahi. .”bisik randy dengan wajah yang sedikit takut.
“Tenang
sja, kau bayangkan orang yang paling kau benci di dunia ini”jawab reza sambil
menepuk pundak randy.
“Dasar
berengsek kau reza, kau mau mati ya, kau pikir dengan mengajak teman-temanmu
itu dapat mengalahkan kami” sahut toni dari belakang mereka yang sudah bersiap
untuk berkelahi dengan membawa kumpulan mereka. Tidak lama setelah itu akhirnya
perkelahian dimulai, pukulan demi pukulan terasa oleh masing-masing mereka.
Randy hanya melihat mereka berkelahi dari jarak yang agak jauh. Tampak seorang
dari teman toni melihat randy langsung manyerangnya dengan pukulan telak
mengenai wajahnya yang membuat ia tersungkur dan terjatuh. Dengan perasaan yang
marah randy bangun dan menggenggam tangannya erat dan berlari menuju pria itu
dan tepat pukulan itu mengenai wajahnya yang langsung membuat pria itu pingsan.
Tiba-tiba datang seorang dari kumpulan toni berteriak”ada polisi…!!!”mereka
semua langsung melarikan diri tanpa menoleh kebelakang.
“Wuuuhooo.
.pertarungan yang luar biasa tadi, kau cukup hebat teman” kata ian dengan
semangatnya.
“kau
lihat ia memukul tadi, itu seperti pukulan yang sangat mengerikan, bisa saja ia
langsung mati”sambung raka sambil tertawa kecil.
“Hey
sobat, kau membayangkan siapa tadi, ku penasaran yang bisa buat kau semarah
itu?”tanya reza sambil meneruskan pelarian mereka.
“Hmph.
.itu teman sekamarku dulu, ia menjadikanku sebagai kambing hitamnya. Ingin
sekali ku pukuli dia sampai mati.”jawab randy dengan perasaan yang marah.
Sampai akhirnya mereka dipersimpangan, disana mereka berpisah dengan raka, ian
dan ronald.
“Sekarang
kita tingggal ditempatku saja dulu. Karena tidak mungkin dengan wajah seperti
itu kita pulang, bisa-bisa ku dibunuh kakakku” kata reza dsambil mengusap luka
yang ada diwajahnya.
“Kau
benar, baiklah ayo kita pergi”kata randy sambilberlari dengan cepat.
Hari
demi hari randy lewati bersama dengan reza dan teman-temannya yang baru, ia
sekarang menemukan arti dari sebuah persahabatan yang menyenangkan. Saat dalm
keadaan susah mereka selesaikan bersama. Mereka sekarang hanya senang berkelahi
dan berkelahi. Akhirnya randy yang dulu baik berubah menjadi seorang yang keras
dan sok kuat.
Suatu
waktu, ketika mereka bersenang-senang ditempat minum, datang ronald dengan
penampilan yang sangat kacau masuk dengan tergopoh-gopoh wajahnya babak belur
dipukuli orang. Reza yang melihat itu langsungmenarik masuk ronald kedalam
dengan penuh hati-hati.
“Siapa
yang berani melakukan ini kepadamu ron?”tanya reza dengan nada yang agak marah
dan sedih.
“T.
.to. .toni, ia menyerangku disaat aku s. .sedang berada di toko”kata ronald
dengan suara yang terbata-bata dan menggenggam kerah baju reza, seketika itu
juga tangannya jatuh ketanah kemudian ronald pun pingsan. Melihat itu reza
langsung bangun dari dudukannya dan pergi meninggalkan tempat itu untuk
membalaskan apa yang di alami oleh ronald.
“Tunggu
aku za, kita pergi bersama-sama” panggil randy sambil berlari mengejar reza
yang belum lama berada didepan. Mereka pun akhirnya pergi bersama-sama. Disana
mereka telah ditunggu oleh toni dan teman-temannya yang membawa pemukul dan
senjata-senjata lainnya. Mereka hanya melihat toni dan sedikit dari
teman-temannya, tidak seperti biasa yang selalu membawa semua temannya
berkelahi.
“Jadi
hanya segini orang-orangmu?”tanya reza dengan nada yang sombong.
“Haha.
.kau belum melihat semuanya, sekarang teman-teman ayo keluar” dengan senyuman
diwajahnya itu teman-temannya keluar dari arah belakang mereka. Randy dan
teman-teman yang lain terjebak dalm perangkap yang di buat oleh toni dengan
sangat baik. Tanpa pikir panjang lagi reza dan teman yang lain menyerang ke
arah dua sisi itu, mereka tak bisa melawan dan hanya bisa berpasrah dengan apa
yang terjadi kepada mereka. Terlihat dari pandangan reza senyuman dari toni
yang sangat ia benci itu. Pukulan dan tendangan yang mereka rasakan sangat
banyak dan bertubi-tubi diterima mereka.
Tiba-tiba
datang polisi dengan menembakkan senjata ke udara, menghentikan perkelahian
yang sangat brutal itu. Terlihat dari kejauhan ivan yang tidak lain sebagai
penelpon polisi itu. Mereka semua ditangkap polisi karena perkelahian itu.
oleh : Muhammad Ridwan
SMA Negeri 2 Selatpanjang
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !