Perjuangan dan Do’a Restu Ibu
Sebut saja namanya Elsa, anak kedua dari keluarga yang terbilang miskin dengan
orang tua berpenghasilan dari menjual sagu . setiap hari ia bersama ketiga
saudaranya membantu ibunya mengayak sagu yang merupakan bahan pokok makanan
alternatif selain beras. Orang tuanya bernama lela dan jafar, mereka
mempunyai empat orang anak semuanya perempuan
yang rajin dan pintar-pintar. Keempat anaknya semuanya bersekolah. Lina sibungsu masih dibangku sekolah dasar,
leni anak ketiga duduk di bangku SMP,
sisulung wati sudah menginjak di bangku
sekolah menengah atas, dan Elsa sendiri baru duduk dibangku sekolah
menengah pertama (SMP ). Lela dan jafar tetap bersemangat menyekolahkan keempat
anaknya hingga menjadi orang yang sukses nantinya walaupun penghasilan mereka
tidak seberapa.
Elsa terbilang anak yang paling manja
dari ketiga saudaranya . pernah pada
suatu hari pada hari besar islam pada
bulan safar. Pada bulan tersebut, biasanya orang-orang berkunjung ke Tasik
nambus untuk mandi-mandi bersama dan berenang yang merupakan tradisi masyrakat
seempat khususnya kota selatpanjang dan sekitarnya hingga sekarang. Elsa di
ajak oleh teman- temannya untuk pergi ketempat tersebut, ia pun lansung
menerima tawaran tersebut . ia bergegas menemui ibunya untuk memnta izin agar
di izin kan pergi bersama teman- temanya. “ mak awak nak pegi ke tasik, boleh
tak ?” Tanya elsa kepada ibunya.
“
tak usah nak, tasik tu jauh dengan siape kau nak pegi “ jawab ibunya.
“dengan
kawan- kawanlah mak, boleh mak eh, boleh ee, setahun sekalinye mak” rengek elsa
kepada ibunya .
Melihat
elsa yang terus merengek ibunya pun tidak tega, ia pun mengizinkan elsa untuk
pergi bersama teman-temanya. “ha yelah, tapi hati-hati nak!” pesan ibu kepada
elsa.
“ye
ye ye ye” elsa terlihat senang dan girang karena diizini oleh ibunya. “mak tapi
mintaklah duit, senang nantik nak belanje dengan kawan- kawan “.kau nak brape?”
Tanya ibu kepada elsa.
“
awak nak 5000 sebab tasik kan jauh, mestilah bawak duit banyak”. Jawab elsa
sambil merayu ibunya.
“5000
tu banyak nak “ mak taka de duit segitu de nak” jawab ibu. Ibunya memang berat
memberikan uang Rp.5000 kepada elsa, karena uang lima ribu saat itu mungkin
sama halnya dengan uang Rp.50.000 pada
zaman sekarang. Namun takut anaknya kecewa dan bersedih, ibunya pun mengiyakan
permintaan Elsa.
Karena belum mempunyai uang ibunya
meminjam uang kepada tetangga. Mendengar ibunya meminjam uang kepada tetangga,
Elsa mengamuk dan menumpahkan satu tim sagu yang siap dijual kelantai. Inilah
salah satu perangai elsa yang masih manja pada saat itu.
Setahun kemudian elsa tamat dari
bangku SMP dan ingin melanjutkan sekolah ke SMAN 1 pada saat itu. Namun ketika
ingin melangakahkan kaki ketanah dari rumah untuk pergi mendaftarkan diri ke
SMA tersebut. “ Elsa tak usah melanjutkan sekolah lagi nak, cukup sampai esempe
aje, kite ni orang susah mak tak sanggup lagi nak biaya kau sekolah lagi nak”
ucap ibunya sambil menangis karna sebetulnya ibunya tidak tega melarang anaknya
sekolah, namun apakan daya biayalah yang menghambat perjuangan mereka untuk
melanjutkan sekolah. Elsa pun sontak berhenti melangakahkan kaki dan diam
terpaku mendengar ucapan ibunya. Elsa berlari kekamarnya dan menangis karna
memikirkan masa depannya tanpa pendidikan ynag tinggi. Melihat perjuangannya
dari mulai berternak ayam hanya untuk biaya sekolah nya saja. Ia juga menjual
beberapa ayam hanya untuk mengambil ijazahnya di sekolah. Dalam hati Elsa
tertanam semangat yang kuat untuk sekolah yang setinggi-tingginya dan menjadi
orang yang sukses nantinya untuk membahagiakan kedua orang tuanya dan memutus
rantai kemiskinan yang selama ini meraka tanggung. Namun harus terhenti di
bangku SMP. Sebenarnya bukan Elsa saja yang harus berhenti sekolah lina, leni,
dan kakaknya wati juga harus berhenti ditengah jalan. Mereka harus putus
sekolah karna tidak sanggup membayar SPP
dan biaya lainnya.
Perjuangan Elsa untuk menjadi orang
sukses tidak pudar begitu saja hanya karna putus sekolah. Ia beranggapan bukan
hanya orang yang sekolah tinggi saja yang bisa hidup sukses. Dengan bermodalkan
semangat dan tekad yang kuat ia memutuskan merantau kenegeri jiran Malaysia
untuk mengadu nasib disana. Tidak hanya di Malaysia ia juga mengadu nasib di
kota-kota besar yang ada di Indonesia seperti
Jakarta. Di Jakarta ia dipercaya oleh pemimpin perusahaan kosmetik
ternama di Indonesia yaitu kosmetik dengan merek dagang Pixy
sebagai sekretaris. Memang aneh bukan, hanya dengan tamatan SMP bisa
menjadi sekretaris di perusahaan ternama seperti PIXy. Ia dipercaya oleh bos
perusahaan tersebut karna Elsa pintar dan berbakat.
Bebarapa tahun kemudian perusahaan
tersebut mengalami kemunduran dan dengan terpaksa Elsa di PHK oleh perusahaan
tersebut dengan uang tolak Rp.35.000.000. denganbermodalkan uang tolak dari
perusahaan tersebut Elsa memutuskan ingin berbisnis di Batam karena ia tahu
betul tentang pasar. Dan kota Batam
merupakan tempat berbisnis yang paling cocok buatnya. Elsa tidak lupa dengan
keluarga dan orang tuanya ia meminta izin kepada orang tuanya dan memohon doa restu
dari orang tuanya. Hal yang menarik dari diri Elsa ini adalah setiap ia ingin
mengembangkan bisnis baru ia selalu mengucapkan permintaan doa dan restu dari
orang tuanya. Karna do’a restu dari orang tuanyalah ia bisa sukses
mengembangkan bisnisnya. Hingga sekarang Elsa sukses mendirikan sebuah CV dan
mempunyai lebih dari 10 toko dan butik di Batam. Mungkin tidak banyak orang
bisa melakukan hal seperti ini bahkan orang dengan gelar sarjana, master,
bahkan insinyur juga belum tentu bisa sukses seperti Elsa.
Selesai.........
Keterangan :
Mengayak sagu :
proses mengolah sagu hingga menjadi Gumpalan kecil-kecil
Tim sagu : wadah yang digunakan untuk menyimpan sagu
yang sudah jadi
Tasik Nambus :
Danau yang dikelilingi hutan yang berada di Desa Tanjung Baru
Karya : Deni
Afrizal
Kelas : XII IPA2
SMA Negeri 2 Selatpanjang
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !